![]() |
Bisa Bercinta dengan Nikita Karena Obat Perangsang |
Kenalkan aku Sony, selesai mandi aku ke ruang tamu nonton bola. Sejumlah orang
tetanggaku datang ke rumahku seperti seringkali kalau terdapat
pertandingan bola live rumahku rame layaknya bioskop.
Di sela-sela nonton kami sering membual mulai update politik, kabar tetangga sampai hal wanita.
Di sela-sela nonton kami sering membual mulai update politik, kabar tetangga sampai hal wanita.
Pak Sastra ialah seorang tetanggaku yang tekenal suka berkelakar tapi
yang berbau pornografi. Dia tiba-tiba nyeletuk katanya dia melakukan
pembelian sebuah obat perangsang perempuan Cair yang harganya mahal.
Diapun mulai kisah panjang lebar mengenai khasiat obat Perangsang Cair
tersebut katanya dapat meningkatkan libido perempuan dengan cepat.
Akupun iseng-iseng mohon ke dia obat perangsang wanita tersebut
pengin buktikan. Sebab kami memang sudah lumayan akrab diapun tanpa
pikir panjang menyerahkan sebotol kecil obat perangsang perempuan itu.
Namun pesannya jangan digunakan semua, sisanya dia mohon dikembalikan,
percaya ga percaya akupun mengambilnya. Walau dalam hati bertanya pun
mau dicobain ke siapa ya. Perempuan di rumahku Cuma terdapat pembantuku
sedangkan istriku sedang kembali ke lokasi tinggal orang tuanya…. ah
sudahlah sementara ditabung dulu…Pertandingan Sepak bola sudah
berlangsung beberapa lama, dan akhirnya diselingi iklan tanda jeda. Di
masa-masa jeda seperti itu bapak-bapak seringkali juga ikut komentar
seraya ngobrol satu sama lain. Akupun ke luar sebentar guna menjernihkan
mataku yang lelah, aku di halaman lokasi tinggal
untuk sesaat. Kemudian muncullah dua anak SMA masih dengan
seragamnya menyapaku sebab lewat depan rumahku.
Aku mengenali mereka berdua anak tetangga RT sebelah, namanya Nina dan Nikita. Setelah berjalan beberapa langkah melewati rumahku akhirnya
mereka berbalik kembali ke arahku. Mereka menyodorkan suatu Proposal
untuk pekerjaan Karangtaruna. Aku terima proposalnya dan aku suruh
mereka pulang lagi nanti senja untuk ambil uangnya.
Akupun masuk ke lokasi tinggal melanjutkan nonton TV pertandingan
sepakbola. Semakin seru dan sesekali bapak-bapak bersorak saat tim
kesayangannya sukses menjebol gawang lawan. Beberapa menit lantas
pertandinganpun berlalu dengan hasil imbang 2-2. Satu persatu mulai
pamit kembali dan rumahkupun pulang sepi. Pembantuku mulai mencuci
ruangan dan membasuh gelas-gelas kotor sebab memang tadi tetanggaku
tidak sedikit sekali yang datang. Perutku mulai terasa lapar dari tadi
belum makan, akupun mengarah ke ruang makan.
Pembantuku membuatkan teh panas dan menaruhnya di dekatku, gagasan
jahil hadir dalam pikiranku. Aku hendak menguji keampuhan obat
perangsang cair yang diberi Pak Sastra tadi. Kuteteskan obat Perangsang
cair ke dalam teh panas dan aku memanggil pembantuku. Bina ini tehnya
buat kamu aja, aku minum air putih aja daritadi banyak minum yang manis. Bina pun menyerahkan air putih kepadaku dan membawa teh panas tersebut
ke dapur. “Jangan dilemparkan lo Bin, sayang, anda minum aja gapapa”,
kataku.
Dan jebakanku juga berhasil, kuperhatikan dari ruang makan, Bina
meminum teh panas yang telah kucampur dengan obat perangsang perempuan
tadi. Hampir separuh gelas ia teguk, dan ia melanjutkan membasuh gelas
dan piring. Sesaat lantas ia meminum lagi teh tersebut dan
menghabiskannya, mungkin sebab gelasnya inginkan sekalian dicuci.
Wah, jebakanku berhasil, Bina telah meminum semua, aku tinggal
menantikan reaksi obat perangsang perempuan itu. Beberapa menit lantas Bina memungut sapu untuk mencuci ruang tamu. Aku pura-pura cuek masuk ke
kamar dan menyimak koran. Namun pintu kamar kubiarkan tersingkap untuk
menyimak gerak-gerik Bina dari kejauhan. Ternyata benar gelagat Bina
mulai terlihat aneh, dia menyapu tak selincah biasanya. Tatapannya
laksana melamun serupa orang yang sedang memikirkan sesuatu.
Bina terkulai lemas kelihatannya dia sudah menjangkau puncaknya. Bina orgasme, sedangkan aku masih onani sebab nanggung penisku sedang nikmat-nikmatnya dikocok. Kuintip Bina masih terkulai lemas dengan pahanya masih tersingkap lebar. Kukocok-kocok pula semakin cepat seraya kuperhatikan gundukan memeknya yang basah. Oh menggairahkan sekali, tak lama lantas aku pun mengeluarkan sperma di depan pintu Bina. Cepat-cepat kubersihkan dengan keset di sekitar pintu kamarnya dan kumasukkan pula kontolku. Aku juga kembali ke kamarku berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
Dari kamar kulihat Bina melanjutkan menyapu lantai ruang tamu.
Kuperhatikan Bina dan kuingat pemandangan tadi ternyata Bina cantik pun
sewaktu telanjang. Jam menujukkan pukul 5 sore, aku keluar dari kamar guna memberi
santap ikan-ikanku di akuarium. Bina mendekatiku membawa sebuah tas
kecil. Dia terlihat cantik kelihatannya segar berakhir mandi dan berhias
dengan tidak banyak make up di wajahnya. Dia pamit inginkan pulang
sebab di rumahnya terdapat hajatan mungkin kelak sore baru dapat kembali
lagi.
Aku memberi duit Rp.50.000 guna naik angkot dan ojek. Bina pun
selesai dari pandanganku dan kuperhatikan dari belakang bokongnya yang
terlihat sintal dan seksi. Kubayangkan dia telanjang laksana tadi senja
waktu dia aku intip sedang masturbasi. Bina memang cantik untuk ukuran
seorang pembantu, sayang barangkali karena hal ekonomi jadi orangtuanya
tidak dapat membiayainya sekolah. Beberapa saat lantas pintu rumahku
diketuk, kelihatannya ada tamu.
Ternyata Nikita, anak SMA yang tadi memberiku proposal dan aku janji mau menyerahkan sumbangan senja ini, aku menyuruhnya masuk. “Mana Nina?”,tanyaku. “Nina ke lokasi tinggal Pak RW ngambil donasi juga, kami untuk tugas”,jawab Nikita. Aku juga masuk ke dapur dan menciptakan Nikita minuman, ketika memasukkan gula ke dalam gelas. Hadir niat jahilku, aku terkenang dengan obat tetes yang tadi berhasil mengerjai Bina pembantuku.
Akupun mengupayakan untuk ngerjain Nikita. Kuteteskan sejumlah tetes
ke dalam teh yang aku buat guna Nikita dan kubawa ke ruang tamu. Aku
mempersilakannya minum dan kukatakan padanya bahwa pembantuku sedang ada keperluan dan kembali ke rumahnya, jadi aku yang membuatkan minuman. Waah
Repotin om aja ini ehehhehh makasih ya om. Nikita meminum seteguk dan
kami juga ngobrol. Kuperhatikan Nikita menyatakan panjang lebar tentang
pekerjaan yang akan dilakukan sambil kuperhatikan sesekali dia meneguk
minuman yang kucampur obat tetes itu.
Aku menantikan reaksinya namun berpura-pura menyimak apa yang dia
omongkan. Beberapa menit lantas Nikita mulai tersedak. Omongannya mulai
tidak banyak gagap dan sebentar-bentar terhenti. Aku tersenyum kecil dan
dalam hati bersorak senang.
Obat perangsang wanita tersebut mulai mengindikasikan reaksinya. Kaki
Nikita bergerak-gerak kecil laksana menggesekkan pahanya ke memeknya.
Namun dia berjuang menyembunyikannya dariku, sebenarnya aku tahu
tersebut karena libidonya mulai naik. “Minumnya dikuras mumpung masih
anget, apa aku tambah lagi?” kataku.Ah u…udah ga usah ma…makasih”,
jawabnya seraya sedikit terbata dan menguras minumnya, Nikita berdiri dan
inginkan pamit. Dia mengulurkan tangannya guna bersalaman, kupegang
tangannya dan kurasakan tidak banyak bergetar.
“Nanti aja pulangnya, anda ngobrol dulu”, kudekati tubuhnya dan
kupegang tangannya yang satu lagi. Kami juga berpegangan tangan dan
berdiri berhadapan, Nikita mulai salah tingkah. Kutarik tubuh pelan-pelan
dan tidak banyak menyentuh tubuhku. Kurasakan dadanya berdegup kencang
dia menundukkan pandangannya. Kuangkat dagunya dan dia menatapku, kami
bertatapan dengan mesra kusentuh bibirnya yang mungil. Nikita diam saja
dan kurasakan dadanya semakin berdegup kencang.
Kudekatkan tubuhku sampai tubuh kami bersentuhan kupegang pinggulnya,
dan menariknya ke tubuhku pelan-pelan. Kudekatkan bibirku ke bibirnya.
Wadidaaaaw Nikita diam saja justru memejamkan matanya seolah mengijinkan
aku menciumnya.
Selanjutnya bibir kami juga berpagutan, kami berciuman
lumayan mesra layaknya dua orang yang saling mencintai. Tanganku mulai
bergerilya, kuremas-remas bokongnya dengan tanganku, kontolku mulai
ereksi sebab bersentuhan dengan memeknya yang kenyal. Tubuh kami
bergerak-gerak laksana sedang mencari kesenangan yang mulai terasa
mengalir ke darah kami masing-masing.
Kupeluk tubuhnya sambil kucium dari bibir sampai ke lehernya. Kuciumi
lehernya yang putih dan tersebut membuat Nikita semakin pasrah dalam
kenikmatan, kuturunkan lagi wajahku menciumi dadanya. Seraya perlahan
tanganku mengusung kaosnya ke atas, kuremas dadanya dengan tanganku, Dia
menggelinjang kuciumi pula lehernya dan kubuka pengait BHnya dari
belakang.
Kini puting susunya nampak jelas di depanku, kumainkan dengan jariku
dan kuremas-remas lantas kuhisap-hisap, Nikita menggelinjang dan
menggoyang-goyangkan tubuhnya. Nikita mulai kesetanan, aku semakin
bernafsu saja menyaksikan Nikita yang pasrah memberikan tubuhnya guna
kunikmati.
Tanganku turun ke bawah menyelinap ke dalam celana Nikita, kurasakan
kehangatan memek Nikita yang masih mungil, kugesek-gesek dengan jariku
dan kucoba memasukkan dengan lembut jariku ke dalam memeknya.
Nikita memegang tanganku seperti menyangga dan menyuruhku memasukkan
jariku dengan perlahan. Akupun memasukkan jariku jauh lebih ke dalam,
Nikita mendesah semakin nikmat. Aku pun semakin energik mengocok-ngocok
jariku ke dalam vaginanya.
Tanganku hendak semakin bebas meraba-raba memeknya sampai-sampai aku
turunkan saja celana Nikita sekaligus celana dalamnya, Nikita memelukku
erat laksana tidak hendak kehilangan kesenangan itu. Kubalas pelukannya
dengan memeluknya pun semakin erat, kuraba-raba memeknya dan kujilati
puting susunya. Aku sangat merasakan permainan itu.
Kugendong Nikita masuk ke dalam kamarku. Kutelanjangi dia dan dia diam
saja hanya sedikit menutupi memeknya dengan tangannya barangkali malu.
Akupun mencungkil baju dan celanaku, sampai-sampai kami berdua sama-sama
telanjang bulat. Aku tidak menyangka dapat mendapatkan rejeki nomplok
sehebat ini.Seorang cewek cantik SMA yang pastinya sedang
nikmat-nikmatnya sekarang bertelanjang bulat di depanku dan pasrah aku
entot. Oh ini berkat obat perangsang perempuan Potenzol dari Pak Sastra.
Aku membuka pahanya lebar-lebar agar keliatan jelas memeknya yang imut.
Kuciumi bibirnya seraya tanganku meremas-remas kedua belah dadanya.
Penisku seperti mengejar sarangnya, tangan Nikita memegang penisku dan
mengarahkan ke dalam lubang senggamanya, sejumlah saat lantas sleeppppp
penisku masuk ke dalam vagina Nikita, dinding vagina yang masih sempit
menyerahkan sensasi kesenangan yang spektakuler bagiku. penisku laksana
disedot-sedot oleh memeknya, sempit kenyal dan hangat,oh nikmat sekali.
Kukeluar masukkan Penisku dengan lembut sebab takut menyakiti Nikita,
kukocok-kocok dengan perlahan kukeluarkan dan kumasukkan lebih ke dalam.
Nikita merintih kenikmatan, bibirnya digigit dengan giginya, aku pun
semakin nikmat saja. Kuangkat pahanya ke atas, kutarik penisku dan
kumasukkan dari arah atas memeknya, kumasukkan lagi perlahan dan sleepp…
kontolku masuk lagi ke lubang memeknya yang semakin hangat, sekarang
penisku menancap semakin dalam di lubang vagina Nikita.
Nikita memelukku semakin erat, terus saja kukocok-kocok kontolku keluar masuk dan semakin cepat lantas semakin cepat dan penisku terasa
panas spermaku laksana mau keluar, cepat-cepat kucabut penisku fobia
spermaku masuk di dalam, nanti Nikita hamil. Kugesek-gesekkan kontolku di
belahan dada Nikita, tangan Nikita menolong mengurut-urut penisku, dan
cuuurrrr spermaku pun keluar membasahi dada Nikita.
Kukocok-kocok terus untuk mencuci sisa-sisa sperma di dalam penisku.
Oh Enak sekali bisa ngentot memek sempit anak ABG SMA. Kapan-kapan
bakal kuulangi lagi, Nikita sudah mau menyerahkan tubuhnya ke aku. Ah
siapa tahu kelak Nina atau temannya kesini bakal kuberi obat perangsang
Ampuh pun dan kesudahannya … kuentot juga… ahhh ahhh aaaahhh nikmatnya…

Tidak ada komentar:
Posting Komentar