
Seorang gadis bernama Lusi adalah salah satu mahasiswi fakultas kedokteran yang menginjak semester 4 di salah satu universitas terkenal di Jogja. Sebagai mahasisiwi fak. Kedokteran tentu saja Lusi sangat merawat tubuhnya dan menjaga kebersihannya. Lusi adalah mahasiswi rantauan yang datang ke Jogja untuk menuntut ilmu kedokteran. Bukan ilmu yang didapatkan, namun menginjak semester 4, Lusi mendapatkan pengalaman yang sangat suram.
Rutinitas Lusi setiap hari adalah pergi
ke kampus, pulang belajar dan tidur di kost. Lusi merupakan mahasiswi
yang bisa di bilang sangat rajin dan tekun. Saat di kost, Lusi jarang
sekali keluar untuk main. Bahkan saat diajak teman temannya untuk
nongkrong atau makan malam pun, Lusi memeilih untuk nitip makanan untuk
di bungkus dan di makan di kost.
Namanya Om Bagas, dia adalah bapak kost
dimana Lusi tinggal. Om Bagas merawat kost kostan nya bersama anak laki
lakinya yang bernama Rio. Setiap hari Om Bagas selalu membuka gerbang,
membersihkan halaman dan merapikan sepeda motor yang parkir kurang
teratur. Sedangkan Rio setiap seminggu sekali mengecek para penghuni
apakah sudah membayar kost atau ada yang memasukan tamu tak di kenal ke
dalam kost.
Namun saat mereka datang ke kost, Lusi
merasa terusik dengan pandangan Om Bagas dan Rio anaknya. Karena setiap
melintas di depan kamar Lusi, Om Bagas dan Rio selalu memperhatikan
lekuk tubuh Lusi. Karena saat di dalam kamar, Lusi sering memakai celana
pendek ketat dan singlet yang menampakan belahan payudaranya yang
berukuran 36 B. Selain cantik, Lusi juga sangat seksi, bokong dan
payudaranya yang menyembul, membuat kaum pria langsung ingin menikmati
tubuhnya.
Walau terusik dengan pandangan Om Bagas
dan Rio setiap melintas di depan kamarnya, namun Lusi positif tingking
dan menganggap biasa saja namanya juga cowok. Dan Lusi pun tetap
menyapanya seperti biasa. Namun yang mengherankan, pada saat Lusi
menyapa keduanya, mereka sama sekali tak membalasnya malah semakin
menatap dengan penuh nafsu ke arah payudara Lusi. Lama kelamaan rasa
risih pun menyelimuti pikiran Lusi.
Pada suatu ketika, Lusi bangun pagi dan
langsung menuju kamar mandi untuk mandi pagi dan persiapan ke kampus
untuk kuliah. Lusipun masuk ke kamar mandi yang biasanya di pakai oleh
para mahasiswi kost untuk mandi. Om Bagas hanya menyediakan kost putri.
Saat hendak membuka keran air untuk mengisi bak mandi, ternyata airnya
tidak mengalir. Lusi pun segera keluar dan menemui Om Bagas yang sedang
menyapu halaman Kost.
Dengan menggunakan daster ketat dan
handuk Lusi berjalan menemui Om Bagas. Saat Lusi menanyakan keran air
tidak mengalir, sontak mata Om Bagas langsung tak berkedip melihat tubuh
Lusi yang putih mulus dan putting payudaranya yang menyembul di balik
daster tipis. Berulang kali Om Bagas terlihat menelan ludah serasa tak
sabar ingin menikmati tubuh mulus dan seksi milik Lusi. Apalagi terlihat
kancing pada daster Lusi terbuka, dengan jelas Om Bagas dapat melihat
dengan mulusnya payudara Lusi yang sangat montok.
Kemudian om Bagas menawarkan Lusi untuk
mandi di kamar mandi rumahnya yang berada di depan kost kostan nya.
Karena waktu keburu siang dan masuk kuliah, segeralah Lusi berjalan
menuju kamar mandi rumah Om Bagas yang tak jauh dari kostnya. Sampai di
dalam kamar mandi, Lusi langsung melepas seluruh pakaiannya dan segera
mandi. Tiba tiba Om Bagas menuju pintu kamar mandi dan mengintip Lusi
dari celah fentilasi pintu kamar mandi.
Sungguh pemandangan luar biasa, Om Bagas
berhasil melihat dengan jelas tubuh putih mulus Lusi dengan payudara
yang montok serta putting payudaranya yang berwarna cokelat yang baru
tumbuh. Ditambah jembut pada memek Lusi yang rapi dan bersih. Lusi terus
membasuh nya dengan sabun mandi sambil meremas remas payudaranya. Tak
jjarang, Lusi juga mengangkat kakinya dan membersihkan selangkangannya
sambil di gosok gosok.
Hal ini membuat Om Bagas tak kuat
menahan nafsu birahinya. Om Bagas seperti kehilangan kendali untuk
mengendalikan birahinya. Rasanya ingin menikmati tubuh mulus Lusi.
Apalagi pada saat itu Om Bagas sedang berada di rumah sendiri. Lusi pun
sudah selesei mandi dan hanya mengenakan handuk. Ketika hendak keluar
dari kamar mandi, Om Bagas dengan kasarnya mendorong Lusi ke dalam kamar
mandi dan mengunci pintunya.
Dengan bringasnya Om Bagas menciumi
tubuh Lusi dan meremas remas payudaranya. Lusi sontak melakukan
perlawanan dan terus mendesah pada om Bagas untuk melepaskannya, namun
Lusi sudah tak sanggup berbuat apa apa lagi karena tenaga om Bagas
terlalu kuat. Kedua tangan Anitta dicengkeram dengan kuat. Lusi malu
apabila harus berteriak. Takut kalau semua orang dengar dan pasti dia
juga yang akan malu.
Sekuat tenaga Lusi lakukan untuk menolak
nafsu om Bagas. Tapi apa boleh buat Lusi hanya seorang wLusi lemah yang
tak sanggup apa appalgi. Melihat Lusi semakin lemas, kemudian perlahan
Om Bagas menciumi putting payudara Lusi dan meremas remasnya menggunakan
kepala om Bagas. Memeknya pun di elus elus dengan tangan om Bagas. Lusi
pun lama kelamaan menikmati irama nafsu om Bagas.
Tangannya yang tadi mendorong tubuh om
Bagas, kini berganti memeluk dan memegang kepala om Bagas. Payudara Lusi
dicepok dengan sangat keras sehingga bercap merah dari mulut om Bagas,
putting payudaranya di emut dan ditarik hingga Lusi merasakan ksakitan
namun nikmat. Kemudian karena tak sabar dan keburu anaknya tau, om Bagas
langsung melepas celananya dan mengarahkan kontolnya yang sudah tegang
tak terkendali ke arah lobang memek Lusi.
Lusipun hanya menahan perih saat ujung
kontol om Bagas menembus bibir memek Lusi yang masih perawan. Om Bagas
pun merasakan sulit sekali menembus selaput darah Lusi. Kemudian om
Bagas mencabut kontolnya dan meludahi lobang memek Lusi dan kembali
diarahkannya kontolnya ke lobang memek Lusi. Sambil mendorong masuk, om
Bagas terus menciumi bibir manis Lusi dan Lusi terus menggelengkan
kepala. Dengan sekuat tenaga dengan dorongan kuat akhirnya.
Kontol Om Bagas berhasil tenggelam ke
dalam memek Lusi dan sontak Lusi pun meneteskan air mata dan menangis
sedih campur sakit. Karena kesuciannya selama ini telah direnggut oleh
bapak kostnya sendiri dengan cara biadab. Om Bagas sangat bersemangat
dan terus menyodokan kontolnya keluar masuk kedalam memek Lusi yang
terus meneteskan darah perawannya.
Om Bagas malah semakin semangat
mendengar jeritan halus tangis dari Lusi. Kemudian om Bagas membalikan
badan Lusi untuk menghadap ketembok. Om Bagas memaksa Lusi untuk
nungging dan kemudian om Bagas memasukan kontolnya dari belakang.
Sungguh terasa sangat nikmat sekali merasakan gaya doggie style dengan
Lusi. Kedua payudara Lusi terus diremas remas sambil menciumi punggung
Lusi. Lusi hanya pasrah sambil bersimpuh di dinding menahan kelakuan
bejat om Bagas. Akhirnya dengan genjotan yang sangat cepat kemudian om
Bagas mencabut kontolnya dan mengocoknya di bokong Lusi.
Keluarlah seluruh sperma om Bagas dengan
sangat kentalsekali membasahi pantat semok Lusi. Tak kuasa menahan
kekecewaan dan kesedihan serta rasa sakit yang luar biasa. Lusi segera
memakai handuk dan lari kekamarnya agar tak ada orang yang tau kejadian
yang menimpa dirinya. Om Bagas sangat merasakan kepuasaan yang luar
biasa. Setelah itu Lusi memutuskan untuk pindah kost dan tidak mau
menatap muka om Bagas lagi karena trauma yang sangat mendalam bagi hidup
Lusi.
Dan kini Lusi sudah menjadi dokter
spesialis anak di daerah Surabaya. Kenangan silam menjadikan dirinya
takut bahkan hingga usia 30 tahun Lusi masih memilih sendiri dan
menekuni pekerjaannya sebagai dokter spesialis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar