
Aku punya adik ipar, Silvia namanya.
Orangnya cantik, masi di SMU. Bodinya proporsional, gak toge tapi tocil
juga enggak. Pinggulnya rada gede juga sehingga kalo liat dia jalan pake
jins ketat dari blakang, goyangan pantatnya merangsang juga. Yang lebi
merangsang lagi, Silvia punya kumis halus diatas bibir mungilnya. Pasti
jembutnya rimbun deh, dan yang lebi penting lagi napsunya besar.
Aku gak tau napa kok dia dikirim ortunya
ke tempat kakaknya (istriku) untuk melanjutkan sekolahnya, padahal dia
baru kelas 1. Biasanya kalo dah lulus SMU ya mo nerusin skolah pindah
bisa dimengerti. Aku gak banyak nanya ke istri tentang kepindahan Silvia
kerumahku. Yang aku tau, Silvia tu bukan adik kandung istri tapi dia
diangkat anak oleh mertuaku sejak kecil, dan sudah dianggap sebagai anak
sendiri. Istriku kerja sebagai tenaga marketing suatu perusahan asing
sehingga sering sekali mendapat tugas keluar kota, sedang aku bekerja
sebagai konsultan freelance, sehingga banyak melakukan pekerjaan dari
rumah saja. Ketempat klien kalo diperlukan saja.
Ya gak apa si, itung2 aku jadi penunggu
rumah. Makanya aku seneng banget ketika Silvia tinggal dirumahku. Aku
membantu mengurus kepindahan Silvia ke SMU yang deket dengan rumahku,
repot juga birokrasinya, tapi dengan sedikti pelicin semuanya akhirnya
beres dan Silvia diterima disekolah tersebut dan boleh langsung masuk.
Baru 2 hari Silvia dirumah, istriku dapet tugas keluar kota lagi ke
Sulawesi sehingga makan waktu 2 mingguan. Ya namanya tugas, harus
dilaksanakan, baeknya kami belon punya anak, sehingga aku gak repot kalo
ditinggal2 seperti itu. aku terbiasa mengurus rumahtangga, karena sejak
dulu aku selalu hidup sendiri.
Sore itu, Silvia aku ngajak ngobrol di
sofa. Dia pake celana pendek yang pendek banget dan tanktop, kayanya gak
pake bra, sehingga toketnya bergerak mengikuti gerakan badannya.
Merangsang juga ni anak. Aku nanya kenapa kok dia pindah ketempatku.
Mangnya mas gak tau ya, kata Silvia. Aku gak nanya kakakmu Sil, dia juga
gak crita apa2 ke aku, cuma bilang kamu mo pindah skolah kesini ja.
Silvia malu ni mas critanya. Napa malu, aku kan masmu sendiri.
Aku maen ma om tetangga rumah mas. Wah,
enak dong si om dapetin kamu. Ah mas, Silvia serius ni. Ya terus? Si om
juga yang mrawanin Silvia, tapi enak, makanya Silvia jadi ketagihan
terus deh maen ma si om. Kamu maennya dimana Sil. Mula2 dirumah si om,
waktu tantenya lagi pergi. Dah gitu suka janjian ketemuan di mal, trus
cek in ke motel, waktu Silvia pulang skolah. maennya brapa ronde kalo
dimotel. Karna gak bisa lama2 ya cuma 2 ronde, kan mesti pulang sore
Silvia nya.
Gak perna sampe nginep ya Sil. Perna
mas, si om bohong ma tante katanya mo pergi keluar kota, padahal cek in
ma Silvia di hotel semalem. Silvia bilang ma bonyok nginep dirumah
temen. Wah si om napsu banget maennya dihotel, ampe 4 ronde mas. Wah mas
jadi kringeten neh ngebayangin Silvia maen ma si om. Kok ngebayangin si
mas. La iya lah, kamu critanya napsuin gitu. Trus mas ngaceng ya La iya
lah, lelaki mana yang gak ngaceng kalo dengerin Silvia crita lagi maen.
Trus kenapa kok Silvia disuru ketempat mas ma kakak? Ketauan juga mas
ma bonyok. Ada yang bilang dia liat Silvia ma si om gandengan di ml. Ya
udah deh, Silvia gak bisa ngelit lagi.
Heboh juga karena bonyok mengcounter si
om. Baiknya bisa didamein, tadinya bokap mo bawa kasus ini ke polisi
segala. Baeknya enggak. Kadung malu, makanya Silvia disuru ke tempat mas
ma kakak. Mas masi kringeten? tanyanya sambil tertawa, manis sekali ni
akan, seksi lagi cuma celana pendek banget dan tanktop tanpa bra. Mas,
dah nikah segini lama kok gak punya anak si, mas gak bisa ya. Enak aja,
mo mas buktiin ma kamu kalo mas bisa? jawabku membuka front.
Mangnya mas brani ngelakuin ma Silvia?
Napa enggak, kalo Silvia mau tapi. Silvia diem saja. Mau gak Sil, aku si
mau banget lo. Gak enak ma kakak mas. Ya tapi kakakmu tu kerjanya kluar
kota terus, mas ditinggal sendiri terus, gimana mo bikin anak kan.
Kacian, mas kesepian ya, kan skarang ada Silvia yang nemenin. Dia duduk
merapat ke aku. Mau ya Sil, kataku sambil mengelus pipiku. Silvia noleh
ke aku, aku tidak menyia2kan kesempatan ini, perlahan tapi pasti aku
mengecup bibir mungilnya.
Silvia membiarkan aku mengulum2
bibirnya, kemudian ciuman kuarahkan ke lehernya, terus menyusur
kepipinya. Tubuhnya bergeser makin merapat, bibirnya kulumat lagi dengan
lembut. Sambil kunikmati lidahnya yang menjelajah di mulutku, tangan
kuslusupkan kedalam tanktopnya dan meremas lembut toketnya yang masih
terbungkus bra. Ohh.., toketnya ternyata tercakup seluruhnya dalam
tanganku. Dan Silvia rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak napsunya,
padahal baru awal pemanasan.
Kamu dah pengen ya Sil. Iya mas, dah
lama rasanya Silvia gak ngerasain nikmat lagi. Mau kan aku kasi
kenikmatan. Mau banget mas. Bibirku mulai meneruskan jelajahannya,
sambil melepaskan tanktopnya, lehernya kukecup, kujilat kadang kugigit
lembut. Sambil tanganku terus meremasremas toketnya. Kemudian tanganku
menjalar ke punggungnya dan melepas kaitan branya sehingga toketnya
bebas dari penutup. Bibirku terus menelusur di permukaan kulitnya. Dan
mulai pentil kirinya tersentuh lidahku dan kuhisap. Terus pindah ke
pentil kanan.
Kadangkadang seolah seluruh toketnya
akan kuhisap. Dan tangan satuku mulai turun dan memainkan pusernya,
membuat Silvia merasa geli tapi nikmat, napsunya makin berkobar karena
elusan tanganku. Kemudian tanganku turun lagi dan menjamah
selangkangannya. me meknya yang pasti sudah basah sekali. Lama hal itu
kulakukan sampai akhirnya aku kemudian membuka ristsluiting celana
pendeknya dan menarik celananya ke bawah. Tinggalah CD mininya yang
tipis yang memperlihatkan jembutnya yang lebat, saking lebatnya
jembutnya muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu.
jembutnya lebih terlihat jelas karena
CDnya sudah basah karena cairan me meknya yang sudah banjir. Kubelai
celah me meknya dengan perlahan. Sesekali jariku menyentuh it ilnya
karena ketika dielus pahanya otomatis mengangkang agar aku bisa
mengakses daerah me meknya dengan leluasa.
kemudian CDnya yang sudah basah itu
kulepaskan. Silvia mengangkat pantatnya agar aku bisa melepas pembungkus
tubuhnya yang terakhir. Jariku mulai sengaja memainkan it ilnya. Dan
akhirnya jariku itu masuk ke dalam me meknya. bibirku terus bergantian
menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali kuhisap dan terus menjalar
ke perutnya. Dan akhirnya sampailah ke me meknya. Kali ini kucium
jembutnya yang lebat dan bibir me meknya kubuka dengan dua jari.
Dan akhirnya kembali me meknya kumainkan
dengan bibirku, kadang bibirnya kuhisap, kadang it ilnya, akhirnya
lidahku masuk di antara kedua bibir me meknya sambil menghisap it ilnya.
Hanya dalam beberapa menit Silvia benarbenar tak tahan. Dan.. Silvia
mengejang dan dengan sekuatnya Silvia berteriak sambil mengangkat
pantatnya supaya merapatkan it ilnya dengan mulutku, dia meremasremas
rambutku. Aku terus mencumbu me meknya, belum puas aku memainkan me
meknya hingga napsunya bangkit kembali dengan cepat.
Mas, Silvia sudah pengen dien tot.
katanya memohon sambil membuka pahanya lebih lebar. Aku pun bangkit,
mengangkat badannya yang sudah lemes dan kubawa ke kamar. Silvia
kubaringkan di ranjang dan aku mulai membuka baju, kemudian celana.
Silvia terkejut melihat kon tolku yang besar dan panjang nongol dari
bagian atas CDku. Kemudian aku juga melepas CDku. Mas, gede banget kon
tol mas, mana panjang lagi. Mana gedean ma si om? gedean mas lah.
Sementara itu Silvia terbaring menunggu.
kon tolku yang besar dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya, tegak
hampir menempel ke perut. Silvia merinding apakah muat kon tol segitu
besarnya di me meknya. Dan saat aku pelanpelan menindihnya, Silvia
membuka pahanya makin lebar, rasanya tidak sabar me meknya menunggu
masuknya kon tolku yang extra gede itu. Silvia pejamkan mata. Aku mulai
mendekapnya sambil terus mencium bibirnya, bibir me meknya mulai
tersentuh ujung kon tolku. Sebentar kuusapusapkan dan pelan sekali mulai
kurasakan bibir me meknya terdesak menyamping.
Terdesak kon tol besarku itu. Ohh, benar
benar kurasakan penuh dan sesak liang me meknya dimasuki kon tolku.
Silvia menahan nafas. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk kon tolku.
Silvia mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus..
Terus..Akhirnya ujung kon tolku menyentuh bagian dalam me meknya, maka
secara refleks Silvia merapatkan pahanya, aku terus menciumi bibir dan
lehernya. Dan tanganku tak hentihenti meremasremas toketnya. kon tol
besarku mulai kuenjotkan halus dan pelan. supaya Silvia tidak kesakitan.
Silvia benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat yang belum pernah dia
alami.
Nafasnya cepat sekali memburu,
terengahengah. Silvia benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan
gerakan kon tol besar ku. Maka hanya dalam waktu yang singkat Silvia
makin tak tahan. aku tahu bahwa Silvia semakin hanyut. Maka makin gencar
aku melumat bibir dan lehernya, dan remasan di toketnya makin kuat.
Dengan tusukan kon tolku yang agak kuat dan kupepet it ilnya dengan
menggoyang goyangnya, Silvia menggelepar, tubuhnya mengejang, tangannya
mencengkeram kuatkuat sekenanya. me meknya menegang, berdenyut dan
mencengkeram kuatkuat, benarbenar puncak kenikmatan yang belum pernah
dia alami.
Silvia benar benar menerima kenikmatan
yang luar biasa. Silvia tak ingat apaapa lagi kecuali kenikmatan dan
kenikmatan. Mas, Silvia nyampe maas, teriaknya. Setelah selesai, pelan
pelan tubuhnya lunglai, lemas. dua kali Silvia nyampe dalam waktu
relatif singkat, aku membelai rambutnya yang basah keringatan. Dia
membuka matanya, aku tersenyum dan menciumnya lembut sekali, tak henti
hentinya toketnya kuremasremas pelan.
Tiba tiba, serangan cepat bibirku
melumat bibirbya kuat dan diteruskan ke leher serta tanganku
meremasremas toketnya lebih kuat. Napsunya naik lagi dengan cepat, saat
kembali aku mengenjotkan kon tolku semakin cepat. Uhh, sekali lagi
Silvia nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali Silvia
berteriak lebih keras lagi. Aku terus mengenjotkan kon tolku dan kali
ini aku ikut menggelepar, wajahku menengadah.
Satu tanganku mencengkeram lengannya dan
satunya menekan toketnya. Silvia makin merontaronta tak karuan. Puncak
kenikmatan diikuti semburan peju yang kuat di dalam me meknya, menyembur
berulang kali. Oh, terasa banyak sekali peju kental dan hangat
menyembur dan memenuhi me meknya, hangat sekali dan terasa sekali peju
yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat.
Setelah selesai, aku memiringkan tubuh
dan tanganku tetap meremas lembut toketnya sambil mencium wajahnya.
Silvia senang dengan perlakuanku terhadapnya. Sil, kamu luar biasa, me
mekmu peret dan nikmat sekali, pujiku sambil membelai dadanya. Mas juga
hebat. Bisa membuat Silvia nyampe beberapa kali, dan baru kali ini
Silvia bisa nyampe dan merasakan kon tol raksasa. Hihi.. Jadi kamu suka
dengan kon tolku? godaku sambil menggerakkan kon tolku dan membelai
belai wajahnya. Ya mas, kon tol mas nikmat, besar, panjang dan keras
banget jawabnya jujur.
Enak mana mas, ngen totin kakak apa ngen
totin Silvia. Nikmat ma kamu Sil, me mek kamu peret banget. Mangnya me
mek kakak gak perert, kan kakak belon punya anak. Gak tau deh, aku puas
banget ngen totin kamu. Ya udah, mas ngen totin Silvia ja kalo kakak
kluar kota. Aku tidak langsung mencabut kon tolku, tapi malah mengajak
mengobrol sembari kon tolku makin mengecil. Dan tak hentihentinya aku
mencium, membelai rambutnya dan yang paling aku suka membelai toketnya.
Silvia merasakan pejuku yang bercampur
dengan cairan me meknya mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan
saling membelai, pelanpelan kon tol kucabut sambil menciumnya lembut
sekali. Benar benar Silvia terbuai dengan perlakuanku. Silvia tertidur
dalam pelukanku, sepertinya dia merasa nyaman dan benarbenar terpuaskan
dan merasakan apa yang selama ini hanya dibayangkan saja.
Silvia bangun masih dalam pelukanku.
Kamu tidur nyenyak sekali, Sil, kataku sambil membelai rambutnya. Kurang
lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Aku lalu mengajaknya
mandi. Kubimbing Silvia ke kamar mandi, saat berjalan Silvia merasa
masih ada yang mengganjal me meknya dan ternyata masih ada peju yang
mengalir di pahanya, saking banyaknya aku mengecretkan peju di dalam me
meknya. Dalam bathtub yang berisi air hangat, Silvia duduk di atas
pahaku. Aku mengusapusap menyabuni punggungnya, dan Silvia pun menyabuni
punggungku. Aku memeluknya sangat erat hingga dadaku menekan toketnya.
Sesekali Silvia menggeliatkan badannya
sehingga pentilnya bergesekan dengan dadaku yang dipenuhi busa sabun.
pentilnya semakin mengeras. Pangkal pahanya yang terendam air hangat
tersenggol2 kon tolku. Hal itu menyebabkan napsunya mulai berkobar
kembali.
Silvia kutarik sehingga menempel lebih
erat ke tubuhku. Aku menyabuni punggungnya. Sambil mengusapusapkan busa
sabun, tanganku terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Aku
mengusapusap pantatnya dan kuremasnya. kon tolku pun mulai ngaceng
ketika menyentuh me meknya. Terasa bibir luar me meknya bergesekan
dengan kon tolku. Dengan usapan lembut, aku terus menyusuri pantatnya.
Aku mengusap beberapa kali hingga ujung jariku menyentuh lipatan daging
antara lubang pantat dan me meknya.
Mas nakal! desahnya sambil menggeliat
mengangkat pinggulnya. Walau tengkuknya basah, Silvia merasa bulu roma
di tengkuknya meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari me
meknya. Silvia menggeliatkan pinggulnya. Aku mengecup lehernya berulang
kali sambil menyentuh bagian bawah bibir me meknya. Tak lama kemudian,
tanganku semakin jauh menyusur hingga akhirnya mengusap2 lipatan bibir
luar me meknya. Aku berulang kali mengecup lehernya. Sesekali kujilat,
sesekali kugigit dengan gemas. Aarrgghh.. Sstt.. Sstt.. rintihnya
berulang kali. Lalu Silvia bangkit dari pangkuanku. Silvia tak ingin
nyampe hanya karena jari yang terasa kesat di me meknya.
Tapi ketika berdiri, kedua lututnya
terasa goyah. Dengan cepat aku pun bangkit berdiri dan segera
membalikkan tubuhnya. Aku tak ingin Silvia terjatuh. Aku menyangga
punggungnya dengan dadaku. Lalu kuusapkan kembali cairan sabun ke
perutnya. Aku menggerakkan tangan keatas, meremas dengan lembut kedua
toketnya dan pentilnya kujepit2 dengan jempol dan telunjuk. Pentil kiri
dan kanan kuremas bersamaan. Lalu aku mengusap semakin ke atas dan
berhenti di lehernya. Mas, lama amat menyabuninya rintihnya sambil
menggeliatkan pinggulnya.
Silvia merasakan kon tolku semakin keras
dan besar. Hal itu dapat dirasakannya karena kon tolku makin dalam
terselip di pantatnya. Tangan kirinya segera meluncur ke bawah, lalu
meremas biji pelerku dengan gemas. Aku menggerakkan telapak kanan ke
arah pangkal pahanya. Sesaat aku mengusap usap jembut lebatnya, lalu
mengusap me meknya berulang kali. Jari tengahku terselip di antara kedua
bibir luar me meknya. Aku mengusap berulang kali.
it ilnya pun menjadi sasaran usapanku.
Aarrgghh..! rintihnya ketika merasakan kon tolku makin kuat menekan
pantatnya. Silvia merasa lendir membanjiri me meknya.Silvia jongkok agar
me meknya terendam ke dalam air. Dibersihkannya celah diantara bibir me
meknya dengan mengusapkan 2 jarinya.
Ketika menengadah Silvia melihat
kontolku telah berada persis didepannya. kon tolku telah ngaceng berat.
Mas, kuat banget sih, baru aja ngecret di me mek Silvia sekarang sudah
ngaceng lagi, katanya sambil meremas kon tolku, lalu diarahkan ke
mulutnya. Dikecupnya ujung kepala kon tolku. Tubuhku bergetar menahan
nikmat ketika Silvia menjilati kepala kon tolku. Aku meraih bahunya
karena tak sanggup lagi menahan napsu. Setelah Silvia berdiri, kaki
kirinya kuangkat dan kuletakkan di pinggir bath tub.
Silvia kubuat menungging sambil memegang
dinding di depannya dan aku menyelipkan kepala kon tolku ke celah di
antara bibir me meknya. Argh, aarrgghh..,! rintihnya. Aku menarik kon
tolku perlahanlahan, kemudian mendorongnya kembali perlahanlahan pula.
Bibir luar me meknya ikut terdorong bersama kon tolku. Perlahanlahan
menarik kembali kon tolku sambil berkata Enak Sil? Enaak banget mas. Aku
mengenjotkan kon tolku dengan cepat sambil meremas bongkah pantatnya
dan tanganku satunya meremas toketnya.
Aarrgghh..! rintihnya ketika merasakan
kon tolku kembali menghunjam me meknya. Silvia terpaksa berjinjit karena
kon tolku terasa seolah membelah me meknya karena besarnya. Terasa me
meknya sesek kemasukan kon tolku yang besar dan panjang itu. Aku dengan
erat mememegang pinggulnya dan mengenjotkan kon tolku keluar masuk
dengan cepat dan keras. Terdengar cepakcepak setiap kali pangkal pahaku
berbenturan dengan pantatnya. Aarrgghh.., aarrgghh..! Mas.., Silvia
nyampe..! Silvia lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian kalinya.
Aku juga tidak dapat menahan pejuku
lebih lama lagi. Aarrgghh.., Sil, kataku sambil menghunjamkan kon tolku
sedalamdalamnya. Mas.., sstt, sstt.. katanya karena berulangkali merasa
tembakan pejuku dime meknya. Aarrgghh.., Sil, enaknya! bisikku
ditelinganya. Mas.., sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya dien tot mas,
jawabnya karena nikmat ketika dia nyampe. aku masih mencengkeram
pantatnya sementara kon tolku masih nancep dime meknya. Beberapa saat
kami diam di tempat dengan kon tolku yang masih menancap di me meknya.
Kemudian aku membimbingnya ke shower,
menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air
hangat. Setelah selesai aku keluar duluan, sedang Silvia masih menikmati
shower. Selesai dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang
bulat, Silvia keluar dari kamar mandi. Aku sudah menyiapkan makan
seadanya. Silvia kupersilakan minum dan makan sambil mengobrol, dan
diiringi lagu lembut. Setelah makan, aku lalu memintanya duduk di
pangkuanku. Silvia menurut saja. Sambil mengobrol, Silvia kumanja dengan
belaian.
Kuraih dagunya, dan kucium bibirnya
dengan hangatnya, Silvia mengimbangi ciumanku. selanjutnya aku mulai
meremasremas lembut toketnya, kemudian menelusuri antara dada dan
pahanya. Silvia sadar bahwa sesuatu yang dia duduki terasa mulai agak
mengeras. Ohh, langsung Silvia bangkit. Silvia bersimpuh di depanku, kon
tolku sudah mulai ngaceng, walau masih belum begitu mengeras. Kepala
kon tolku sudah mulai sedikit mencuat keluar dari kulupnya lalu
diraih,dibelai dan kulupnya ditutupkan lagi. sebelum penuh ngacengnya
langsung Silvia mengulum kon tolku.
Silvia memainkan kulup kon tol yang
tebal dengan lidahnya. Ditariknya kulup ke ujung, membuat kepala kon
tolku tertutup kulupnya dan segera dikulum, dimainkan kulupku dengan
lidahnya dan diselipkannya lidahnya ke dalam kulupku sambil lidahnya
berputar masuk di antara kulup dan kepala kon tolku. Enak rasanya. Tapi
hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya kon tolku makin membengkak.
aku mulai menggeliat dan berdesis
menahan kenikmatan permainan lidahnya dan membuat mulutnya semakin
penuh. Mas hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk mas, katanya
yang juga sudah terangsang. Aku makin tak tahan menerima rangsangan
lidahnya. Maka Silvia kuajak ke tempat tidur. kakinya kutahan sambil
tersenyum, kuteruskan dengan membuka kakinya dan aku langsung
menelungkup di antara pahanya.
Aku suka melihat me mek kamu Sil ujarku
sambil membelai bulu jembutnya yang lebat. Mengapa? Sebab jembutmu lebat
dan cewek yang jembutnya lebat napsunya besar, kalau dien tot jadi
binal seperti kamu, juga tebal bibirnya. Aku terus membelai jembutnya
dan bibir me meknya. Kadangkadang kucubit pelan, kutariktarik seperti
mainan.
Silvia suka me meknya dimainkan
berlamalama, Silvia terkadang melirik apa yang kulakukan. Seterusnya
dengan dua jari aku membuka bibir me meknya, Silvia makin terangsang dan
makin banyak keluar cairan dari me meknya. aku terus memainkan me
meknya seolah tak puaspuas memperhatikan me meknya, kadang kadang
kusentuh sedikit it ilnya, membuat Silvia penasaran. Tak sadar
pinggulnya mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat Silvia
mengangkat pinggulnya, langsung kusambut dengan bibirku.
Aku menghisap lubang me meknya yang
sudah penuh cairan. Lidahku ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh
lekuk me meknya, dan saat kujilat it ilnya dengan ujung lidah, cepat
sekali menggelitik ujung it ilnya, benar benar Silvia tersentak.
Terkejut kenikmatan, membuat Silvia tak sadar berteriak.. Aauuhh!!.
Benar benar hebat dia terangsang, dan Silvia sudah tak tahan lagi. Ayo
dong mas, Silvia pingin dien tot lagi ujarnya sambil menarik bantal.
Aku langsung menempatkan tubuhku makin
ke atas dan mengarahkan kon tol gedeku ke arah me meknya. Silvia masih
sempat melirik saat aku memegang kon tolku untuk diarahkan dan
diselipkan di antara bibir me meknya. saat kepala kon tolku telah
menyentuh di antara bibir me meknya, Silvia menahan nafas untuk
menikmatinya. setelah kepala kon tolku mulai menyelinap di antara bibir
me meknya dan menyelusup lubang me meknya, pelanpelan kutekan dan aku
mulai mencium bibirnya lembut. Makin ke dalam.
Silvia merapatkan pahanya supaya kon
tolku tidak terlalu masuk ke dalam. Aku langsung menjepit kedua pahanya
hingga terasa sekali kon tolku menekan dinding me meknya. kon tolku
semakin masuk. Belum semuanya masuk, aku menarik kembali seolah akan
dicabut hingga tak sadar pinggulnya naik mencegahnya agar tidak lepas.
Beberapa kali kulakukan sampai akhirnya Silvia penasaran dan
berteriakteriak sendiri.
Setelah aku puas menggodanya, tiba tiba
dengan hentakan agak keras, kupercepat gerakan mengenjot hingga Silvia
kewalahan. Dan dengan hentakan keras serta digoyang goyangkan, aku
meremas toketnya dan menciumi lehernya. Akhirnya Silvia
mengelepargelepar. Dan sampailah Silvia kepuncak. Tak tahan Silvia
berteriak, terus. aku menyerang dengan dahsyatnya, rasanya tak
habishabisnya Silvia melewati puncak kenikmatan.
Lama sekali. Tak kuat Silvia
meneruskannya. Silvia memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar
benar terkuras tenaganya dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya aku
pelanpelan mengakhiri serangan dahsyatku. Silvia terkulai lemas sekali,
keringatnya bercucuran. Hampir pingsan Silvia menerima kenikmatan yang
berkepanjangan. Benarbenar Silvia tidak menyesal ngen tot dengan aku,
aku dapat mengolah tubuhnya menuju kenikmatan yang tiada tara.
Kemudian pahaku mulai kembali menjepit
kedua pahanya dan kurapatkan, tubuhku menindihnya serta lehernya kembali
kucumbu. Silvia memeluk tubuhku yang besar dan aku kembali meremas
toketnya. Pelanpelan mulai kuenjotkan kon tolku. Kali ini Silvia ingin
lebih menikmati seluruh rangsangan yang terjadi di seluruh bagian
tubuhnya. Tanganku terus menelusuri permukaan tubuhnya. Dadaku
merangsang dadanya setiap kali bergeseran mengenai pentilnya. Dan kon
tol kupompakan dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirku
menjelajah leher dan bibirnya.
Lama kelamaan tubuhnya yang semula
lemas, mulai terbakar lagi. Silvia berusaha menggeliat, tapi tubuhnya
kupeluk cukup kuat, hanya tangannya yang mulai menggapai apa saja yang
dia dapat. Aku makin meningkatkan cumbuan dan memompakan kon tolku makin
cepat. Gesekan di dinding me meknya makin terasa. Dan kenikmatan makin
memuncak. Maka kali ini lehernya kugigit agak kuat dan kumasukkan
seluruh batang kon tolku serta kugoyanggoyang untuk meningkatkan
rangsangan di it ilnya.
Maka jebol lah bendungannya, Silvia
mencapai puncak kembali. Kali ini terasa lain, tidak liar seperti tadi.
Puncak kenikmatan ini terasa nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba
aku dengan cepat mengenjot lagi. Kembali Silvia berteriak sekuatnya
menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, Silvia meronta sekenanya. dia
menggigit pundakku saat aku menghujani dengan kenikmatan yang
bertingkattingkat. Sesaat aku menurunkan gerakanku, tapi saat itu
kubalik tubuhnya hingga Silvia di atas tubuhku. Silvia terkulai di atas
tubuhku.
Dengan sisa tenaganya Silvia
mengeluarkan kon tolku dari me meknya. Dan diraihnya batang kon tolku.
Tanpa pikir panjang, kon tol yang masih berlumuran cairan me meknya
sendiri dikulum dan dikocok. Dan pinggulnya kuraih hingga akhirnya
Silvia telungkup di atasku lagi dengan posisi terbalik. Kembali me
meknya yang berlumuran cairan jadi mainanku, Silvia makin bersemangat
mengulum dan menghisap sebagian kon tolku. Aku memeluk pinggulnya.
Kuhisap it ilnya sambil ujung lidahku menari cepat sekali.
Tubuhnya mengejang dan dia menjepit
kepalaku dengan kedua pahanya dan dirapatkannya pinggulnya agar bibir me
meknya merapat ke bibirku. Silvia gak bisa berteriak tapi karena
mulutnya penuh, dan tanpa sadar Silvia menggigit agak kuat kon tolku dan
dicengkeramnya dengan kuat saat dia masih menikmati orgasme. Sil, aku
mau ngecret yug, di dalam me mekmu ya, kataku sambil menelentangkan
Silvia. Ya, mas, jawabnya.
Aku menaiki Silvia dan dengan satu
hentakan keras, kon tolku yang besar sudah kembali menyesaki me meknya.
Aku langsung mengenjot kon tolku keluar masuk dengan cepat dan keras.
Dalam beberapa enjotan saja tubuhkupun mengejang. Pantat dihentakkannya
ke atas dengan kuat sehingga kon tolku nancap semuanya ke dalam me
meknya dan akhirnya crot .. crot ..crot, pejunya muncrat dalam beberapa
kali semburan kuat. Herannya, ngecret yang ketiga masih saja pejuku masi
keluar banyak. Aku menelungkup diatasnya sambil memeluknya erat2. Sil,
nikmat sekali ngen tot sama kamu, me mek kamu kuat sekali cengkeramannya
ke kon tolku, bisikku di telinganya.
Ya mas, Silvia juga nikmat sekali, tentu
saja cengkeraman me mek Silvia terasa kuat karena kon tol mas kan gede
banget. Rasanya sesek deh me mek Silvia kalau mas neken kon tolku masuk
semua. Kalau ada kesempatan, Silvia dien tot lagi ya mas, jawabnya. Ya
sayang, lalu bibirnya kucium dengan mesra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar